Rinai gemericik mendendangkan tahmid.
Seperti dedaunan bergerak-gerak melantunkan takbir.
Lembayung mempesonakan indra mengucap kidung kesyukuran.
Mata ini sembab, sesembab tebing-tebing di singgahi embun
Ada lantunan Dzikir di setiap hela hembusan nafas
Berucap tiada henti memanjatkan pinta
Satu doa untuk cinta.
Kudayungkan asa di senja-Mu yang megah.
Bilakah Engkau titipkan tulang rusuk yang Engkau kasihi?
Seperti Engkau mengasihi seisi alam di senja ini
Mengasihi sepasang merpati mengalunkan kepakan menuju bias cahaya
Apakah ujiannya ini belum selesai?
Apakah masih banyak senja yang mesti kulalui dengan lantunan-lantunan panjatku pda-Mu
Duhai,
Siapakah gerangan dia?
Aksara-aksara tak mempan mengukirnya.
Atau aku harus seperti Saad sahabat baginda?
Yang Engkau temukan cintanya di Surga?
Tidak,
jangan jadikan aku seperti itu.
Aku ingin seperti Lembayung, burung-burun
Dan dedaunan yang bergerak-gerak.
Memuji-Mu, mengagungkan nama-Mu
Bersamanya, bersama cinta, seperti sepasang Merpati
yang mengepak berdua di senja-Mu yang megah.
Kuching, Sarawak Malaysia. 25 April 2012
I like it
Subhanallah..
puisi yg indah dan mengenah.. 🙂
jika ini mewakili sang penulis, semoga dimudahkan Allah untuk menemukan sih dia nan shalihah, Aamiin!
😀